Terlalu panjang untuk di uraikan dalam blogg
silahkan DOWNLOAD filenya
DOWNLOAD Via ziddu
DOWNLOAD Via Dropbox
III KONDISI KELAUTAN NASIONAL SAAT
INI
Istilah kelautan adalah merujuk kepada laut sebagai
wilayah geopolitik maupun wilayah sumber daya alam, sehingga sektor yang
tercakup dalam ruang lingkup kelautan adalah bidang perikanan, industri dan
jasa maritim, energi dan sumber daya mineral, perhubungan laut, pendidikan dan
penelitian kelautan, pariwisata bahari, lingkungan laut, dan hukum dan tata
kelautan.
4.1 Perikanan
Sumber daya perikanan nasional sampai saat ini belum memberikan
manfaat dan kontribusi yang maksimal bagi kesejahteraan masyarakat dan bangsa
Indonesia. Sebagai gambaran, pada subsektor perikanan tangkap, walaupun
tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan diperkirakan telah lebih dari 75% dari
potensi lestarinya, tetapi sebagian besar (sekitar 95%) struktur armada
penangkapannya masih tergolong dalam skala kecil (dibawah 30 GT) yang daya
jelajahnya hanya terbatas di perairan pantai dengan tingkat produktivitas dan
efisiensi usaha yang relatif rendah. Hal
ini berarti konsentrasi pusat penangkapan ikan saat ini bertumpu pada
wilayah-wilayah perairan pantai yang terdekat dengan konsentrasi penduduk.
Kenyataan ini menunjukkan, adanya ketidak-seimbangan dalam pemanfaatan potensi
sumber daya ikan yang ada, sehingga mengakibatkan terjadinya eksploitasi yang
berlebihan di wilayah tertentu atau overfishing, namun disisi lain ada
wilayah yang masih under fishing. Wilayah
perairan yang sudah menunjukkan gejala overfishing
antara lain Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Bali dan Selat Makasar. Sementara
wilayah yang masih under fishing
antara lain perairan barat Sumatera, perairan selatan Jawa, perairan utara
Sulawesi, Laut Seram, dan perairan utara Papua.
Akibat langsung dari adanya ketidakseimbangan pemanfaatan
tersebut adalah di wilayah-wilayah perairan yang overfishing umumnya
akan terjadi degradasi lingkungan, kemiskinan, dan rawan konflik pada kawasan
tersebut
pembangunan sektor perikanan di Indonesia
masih menghadapi beberapa kendala dan permasalahan utama, yakni:
1) Masalah Investasi
Tantangan yang paling mendasar bagi Indonesia
untuk membangun sektor perikanan adalah menyediakan dana investasi yang cukup agar dapat tumbuh
secara cepat. Dalam situasi keuangan
negara yang relatif terbatas seperti sekarang ini, kiranya sulit mengharapkan
pemerintah untuk menjadi investor utama untuk menggerakkan roda perikanan
nasional. Alternatifnya adalah para pengusaha nasional dan pengusaha asing.
Bagi pengusaha, persyaratan dasar untuk melakukan penanaman modal di suatu
perekonomian adalah adanya iklim investasi yang kondusif. Iklim investasi yang
kondusif merupakan resultante dari berbagai faktor, seperti kemudahan
perizinan, jaminan keamanan hak kepemilikan dan perlindungan HAM, serta
ketersediaan infrastruktur bisnis
2) Masalah Daya Saing yang
Rendah di Pasar Ekspor
Ekspor produk-produk perikanan adalah suatu hal yang
vital bagi Indonesia, tidak hanya untuk kepentingan pemasukan devisa, tetapi
juga untuk penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat. Oleh karena itu,
penguasaan akses pada pasar ekspor produk-produk perikanan adalah suatu hal
yang esensial bagi Indonesia.
3) Masalah Tata Ruang untuk
Perikanan
Keberadaan lokasi budidaya di dalam Tata Ruang peruntukan Kawasan Budidaya
Perikanan merupakan suatu fundamental yang sangat urgen karena itu akan berarti kepastian hukum dalam arti fisik dan
fungsional bagi para investor perikanan budidaya. Kepastian hukum dalam arti
fisik mengandung makna bahwa lokasi budidaya tidak bisa diganggu gugat atau di
usir oleh peruntukan lain selain dari perikanan budidaya. Kepastian hukum dalam
arti fungsional bermakna bahwa lokasi yang
berada dalam Tata Ruang tersebut akan dapat melaksanakan fungsi
perikanan budidaya dengan baik. Sehingga terdapat jaminan bahwa perairan yang
ada tidak akan tercemari baik oleh limbah industri, pertanian ataupun rumah
tangga yang berada dibagian hulu DAS (Daerah Aliran Sungai) yang mengalir di
kawasan tersebut. Dengan perkataan lain lokasi budidaya yang berada dalam Tata
Ruangnya tidak akan mengalami konflik dengan kegiatan lainnya.
4) Masalah Kurang
Berkembangnya Pasar Domestik untuk Produk Perikanan
Dengan populasi penduduk sekitar 230 juta orang, potensi pasar untuk
produk-produk ikan di dalam negeri sesungguhnya sangat besar. Dalam
kenyataannya, potensi ini belum tergarap secara optimal. Buktinya adalah rata-rata konsumsi ikan per kapita oleh masyarakat Indonesia
masih jauh di bawah kuantitas normatif yang dibutuhkan untuk membangun manusia
yang sehat secara fisik dan mental.
Mendorong peningkatkan konsumsi ikan oleh masyarakat Indonesia tidak
hanya akan memperbaiki kualitas sumberdaya manusia Indonesia serta mengurangi
ketergantungan terhadap beras, juga akan meningkatkan pasar bagi produksi ikan
nasional. Selanjutnya, peningkatan daya serap pasar domestik bagi produksi ikan
dalam negeri akan berdampak pada peningkatan kesempatan kerja nasional serta
pada penurunan angka kemiskinan.
5) Masalah Permodalan bagi
Pengembangan Usaha Perikanan
Bagi nelayan kecil, kemampuan menyediakan modal sendiri dapat dikatakan
hampir tidak ada. Padahal, ketersediaan modal yang lebih memadai adalah salah
satu faktor penting bagi mereka untuk dapat mengembangkan usahanya dengan
meningkatkan daya tangkap dan mengoperasikan peralatan tangkap yang lebih efektif
dan efisien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar