Get Money

Senin, 29 Oktober 2012

"BUKU PUTIH" KELAUTAN DAN PERIKANAN


Selengkapnya

via Ziddu
via Dropbox

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia dan secara geografis memiliki posisi yang sangat strategis, yaitu berada pada persilangan 2 benua (Australia dan Asia) dan 2 samudera (Hindia dan Pasifik).  Kondisi ini sesungguhnya merupakan suatu anugerah yang tak terkira nilainya, namun sayangnya potensi tersebut belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal untuk memakmurkan dan meningkatkan kualitas hidup rakyat Indonesia. Kenyataan yang ada malah mendekati sebuah ironi, bahwa hingga kini sekitar 41% masyarakat Indonesia masih tergolong miskin dan 60% diantaranya adalah masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir.  Mengapa hal ini dapat terjadi? Jawabannya terletak kembali pada bangsa ini, sampai sejauh mana dapat membangun dan memanfaatkan segala potensi yang dimilikinya, baik yang terdapat di daratan maupun lautan.


Sejarah telah mencatat, bahwa Indonesia ”pernah” memiliki puncak kejayaan pada jaman Sriwijaya dan Majapahit sebagai Negara Maritim terbesar dan terkuat pada masanya, yang menguasai jalur perdagangan dan perhubungan laut diseluruh wilayah nusantara.  Namun sejarah pula yang menggoreskan bahwa telah terjadi rekayasa sosial pada masa penjajahan Belanda, sehingga menyebabkan pergeseran kultur dan struktur bangsa dari Bangsa Bahari ke Bangsa Agraris.

Peristiwa sejarah selama ratusan tahun itu telah menggiring pemahaman tentang ruang hidup dan cara hidup bangsa yang lebih berorientasi dan bergantung hanya pada wilayah daratan, bahkan cenderung apriori terhadap laut sehingga tidaklah heran bahwa paradigma pembangunan nasional pun lebih berbasis daratan (land base oriented).  Sampai saat ini kita belum dapat menjawab secara tuntas krisis multi dimensi khususnya di bidang ekonomi, ditambah lagi kini muncul krisis finansial global yang harus dicari solusinya.  ”Laut” sebagai anugerah Allah SWT harusnya sebagai dewa penolong dan sekaligus untuk masa depan kemakmuran dan kejayaan bangsa; seperti halnya negara-negara Norwegia, Skandinavia, Chili dan beberapa negara Amerika latin lainnya tertolong dari krisis karena mengembangkan pembangunan sektor kelautan sehingga pendapatan negaranya naik lebih dari 30%.

Kesadaran para pemimpin bangsa serta seluruh komponen masyarakat Indonesia akan ”arti laut” bagi negara tercinta, patut dibangkitkan kembali serta terimplementasikan secara nyata dalam wujud kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.  Kebangkitan sebagai Bangsa Bahari bukanlah hal yang mustahil sekalipun memerlukan proses.  Sebagai komponen bangsa sekaligus insan akademis perlu melakukan terobosan berani untuk berbuat sesuatu yang nyata dan bijak.  Utamanya dalam upaya mengajak dan membangkitkan kesadaran seluruh komponen bangsa, mengembalikan jati diri sebagai Bangsa Bahari, serta melanjutkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan paradigma baru, yaitu pembangunan nasional berbasis kepulauan (archipelagic oriented).

Berdasarkan hal tersebut diatas, para mahasiswa Pascasarjana IPB, khususnya Forum Mahasiswa Pascasarjana Teknologi Kelautan (Formula), berinisiatif menyelenggarakan kegiatan Rembug Nasional Kelautan dengan tema: ”Merajut Kejayaan Kelautan untuk Membangun Bangsa”.  Tujuan yang ingin dicapai adalah:
1.    Membangun kembali kesadaran akan jati diri sebagai bangsa bahari yang memiliki potensi kelautan untuk dapat digali dan dimanfaatkan secara optimal dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa.
2.    Menghasilkan suatu rekomendasi dan pernyataan komitmen dalam penyempurnaan kebijakan pembangunan nasional khususnya sektor kelautan.
3.    Merumuskan konsepsi disertai langkah-langkah konkrit dalam menggali dan memanfaatkan seluruh potensi ekonomi, sosial budaya, dan politik kelautan Indonesia.

Keluaran atau output utama dari kegiatan Rembug Nasional Kelautan adalah berupa BUKU PUTIH berjudul ”Merajut Kejayaan Kelautan untuk Membangun Bangsa”, yang diharapkan dapat menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa dalam membangun kelautan nusantara guna mengakselerasi pembangunan nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.   Buku putih ini disusun sebagai sumbangsih para pemerhati kelautan Indonesia kepada pemerintah Republik Indonesia, menguraikan berbagai permasalahan kelautan, konsep dan strategi pembangunan serta program-program yang perlu dilaksanakan.  Dalam menyusun buku putih ini telah dilakukan serangkaian seminar untuk menghimpun berbagai pemikiran dari para otoritas, pakar, pengamat dan pihak-pihak yang dianggap mempunyai concern dan perhatian besar terhadap permasalahan kelautan ini.  Seminar 1 dengan topik/sub tema : Evolusi Kelautan Nusantara mengenang kembali sejarah kejayaan cikal bakal bangsa Indonesia yang berjaya di lautan wilayah Nusantara dan merenung mengapa kemudian mengalami evolusi, berubah secara perlahan-lahan menjadi bangsa yang terpuruk dan kehilangan tenaga, daya dan kekuasaannya di wilayah lautan sendiri.  Seminar 2 dengan topik/ sub tema: Perspektif Kelautan Indonesia: Menghimpun berbagai pemikiran dari berbagai komponen tentang apa yang kita punya, apa yang telah dan harus kita lakukan untuk bisa mengembalikan kejayaan kelautan kita.  Seminar 3 bertema: Merajut Kejayaan Kelautan Dalam Membangun Bangsa: Membahas isi buku putih untuk disumbangsihkan pada pemerintah dan bangsa tercinta.
Para penyumbang pikiran dapat disebutkan di sini antara lain menko dan beberapa menteri atau yang mewakilinya seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; Menteri Kelautan dan Perikanan; Menteri Pendidikan Nasional; Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga; Kepala Staf Angkatan Laut R.I.; Sri Sultan Hamengku Buwono X; Gubernur Lemhanas; Prof. Dr. Taufik Abdullah sebagai peneliti dan ahli sejarah; Prof. Dr. Hasyim Djalal sebagai Ahli Hukum Laut Internasional dan lain-lain seperti para pakar dan ilmuwan dari IPB, para staf ahli menteri Negara, para staf ahli Dewan Kelautan Indonesia, para kalangan pengusaha swasta perikanan, ketua himpunan, pengamat ekonomi dan lain sebagainya.  Berbagai makalah, informasi, diskusi yang dihasilkan dalam rangkaian seminar tersebut telah dihimpun dan dipertimbangkan untuk dijadikan sebagai bahan-bahan utama penyusunan buku putih ini

sumber:
Materi Kuliah pada Mata Kuliah Kapita Selekta Perikanan - Departement Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan - Institut Pertanian Bogor
Oktober, 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar