Selengkapnya
Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia dan secara geografis memiliki
posisi yang sangat strategis, yaitu berada pada persilangan 2 benua (Australia dan Asia)
dan 2 samudera (Hindia dan Pasifik).
Kondisi ini sesungguhnya merupakan suatu anugerah yang tak terkira
nilainya, namun sayangnya potensi tersebut belum dikelola dan dimanfaatkan secara
optimal untuk memakmurkan dan meningkatkan kualitas hidup rakyat Indonesia.
Kenyataan yang ada malah mendekati sebuah ironi, bahwa hingga kini sekitar 41%
masyarakat Indonesia masih tergolong miskin dan 60% diantaranya adalah
masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir.
Mengapa hal ini dapat terjadi? Jawabannya terletak kembali pada bangsa
ini, sampai sejauh mana dapat membangun dan memanfaatkan segala potensi yang
dimilikinya, baik yang terdapat di daratan maupun lautan.
Sejarah telah mencatat, bahwa Indonesia ”pernah” memiliki puncak kejayaan
pada jaman Sriwijaya dan Majapahit sebagai Negara Maritim terbesar dan terkuat
pada masanya, yang menguasai jalur perdagangan dan perhubungan laut diseluruh
wilayah nusantara. Namun sejarah pula
yang menggoreskan bahwa telah terjadi rekayasa sosial pada masa penjajahan
Belanda, sehingga menyebabkan pergeseran kultur dan struktur bangsa dari Bangsa
Bahari ke Bangsa Agraris.
Peristiwa sejarah selama ratusan tahun itu telah menggiring pemahaman
tentang ruang hidup dan cara hidup bangsa yang lebih berorientasi dan
bergantung hanya pada wilayah daratan, bahkan cenderung apriori terhadap laut
sehingga tidaklah heran bahwa paradigma pembangunan nasional pun lebih berbasis
daratan (land base oriented). Sampai saat ini kita belum dapat menjawab
secara tuntas krisis multi dimensi khususnya di bidang ekonomi, ditambah lagi
kini muncul krisis finansial global yang harus dicari solusinya. ”Laut” sebagai anugerah Allah SWT harusnya
sebagai dewa penolong dan sekaligus untuk masa depan kemakmuran dan kejayaan bangsa;
seperti halnya negara-negara Norwegia, Skandinavia, Chili dan beberapa negara
Amerika latin lainnya tertolong dari krisis karena mengembangkan pembangunan
sektor kelautan sehingga pendapatan negaranya naik lebih dari 30%.
Kesadaran para pemimpin bangsa serta seluruh komponen masyarakat Indonesia
akan ”arti laut” bagi negara tercinta, patut dibangkitkan kembali serta
terimplementasikan secara nyata dalam wujud kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Kebangkitan sebagai
Bangsa Bahari bukanlah hal yang mustahil sekalipun memerlukan proses. Sebagai komponen bangsa sekaligus insan
akademis perlu melakukan terobosan berani untuk berbuat sesuatu yang nyata dan
bijak. Utamanya dalam upaya mengajak dan
membangkitkan kesadaran seluruh komponen bangsa, mengembalikan jati diri
sebagai Bangsa Bahari, serta melanjutkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dengan paradigma baru, yaitu pembangunan nasional berbasis kepulauan
(archipelagic oriented).
Berdasarkan hal tersebut diatas, para mahasiswa Pascasarjana IPB, khususnya
Forum Mahasiswa Pascasarjana Teknologi Kelautan (Formula), berinisiatif
menyelenggarakan kegiatan Rembug Nasional Kelautan dengan tema: ”Merajut Kejayaan
Kelautan untuk Membangun Bangsa”.
Tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Membangun kembali kesadaran akan jati diri sebagai bangsa bahari yang
memiliki potensi kelautan untuk dapat digali dan dimanfaatkan secara optimal
dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa.
2. Menghasilkan suatu rekomendasi dan pernyataan komitmen dalam penyempurnaan
kebijakan pembangunan nasional khususnya sektor kelautan.
3. Merumuskan konsepsi disertai langkah-langkah konkrit dalam menggali dan
memanfaatkan seluruh potensi ekonomi, sosial budaya, dan politik kelautan
Indonesia.
Keluaran atau output utama dari kegiatan
Rembug Nasional Kelautan adalah berupa BUKU PUTIH berjudul ”Merajut Kejayaan Kelautan untuk Membangun
Bangsa”, yang diharapkan dapat menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa
dalam membangun kelautan nusantara guna mengakselerasi pembangunan nasional dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Buku putih
ini disusun sebagai sumbangsih para
pemerhati kelautan Indonesia
kepada pemerintah Republik Indonesia,
menguraikan berbagai permasalahan kelautan, konsep dan strategi pembangunan
serta program-program yang perlu dilaksanakan.
Dalam menyusun buku putih ini telah dilakukan serangkaian seminar untuk
menghimpun berbagai pemikiran dari para otoritas, pakar, pengamat dan
pihak-pihak yang dianggap mempunyai concern
dan perhatian besar terhadap permasalahan kelautan ini. Seminar 1 dengan topik/sub tema : Evolusi Kelautan Nusantara mengenang kembali sejarah
kejayaan cikal bakal bangsa Indonesia yang berjaya di lautan wilayah Nusantara
dan merenung mengapa kemudian mengalami evolusi, berubah secara perlahan-lahan
menjadi bangsa yang terpuruk dan kehilangan tenaga, daya dan kekuasaannya di
wilayah lautan sendiri. Seminar 2 dengan topik/ sub tema: Perspektif
Kelautan Indonesia:
Menghimpun berbagai pemikiran dari berbagai komponen tentang apa yang kita
punya, apa yang telah dan harus kita lakukan untuk bisa mengembalikan kejayaan
kelautan kita. Seminar 3 bertema:
Merajut Kejayaan Kelautan Dalam Membangun Bangsa: Membahas isi buku putih untuk
disumbangsihkan pada pemerintah dan bangsa tercinta.
Para
penyumbang pikiran dapat disebutkan di sini antara lain menko dan beberapa
menteri atau yang mewakilinya seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
Menteri Kelautan dan Perikanan; Menteri Pendidikan Nasional; Menteri Negara
Pemuda dan Olah Raga; Kepala Staf Angkatan Laut R.I.; Sri Sultan Hamengku
Buwono X; Gubernur Lemhanas; Prof. Dr. Taufik Abdullah sebagai peneliti dan
ahli sejarah; Prof. Dr. Hasyim Djalal sebagai Ahli Hukum Laut Internasional dan
lain-lain seperti para pakar dan ilmuwan dari IPB, para staf ahli menteri Negara,
para staf ahli Dewan Kelautan Indonesia, para kalangan pengusaha swasta
perikanan, ketua himpunan, pengamat ekonomi dan lain sebagainya. Berbagai makalah, informasi, diskusi yang
dihasilkan dalam rangkaian seminar tersebut telah dihimpun dan dipertimbangkan
untuk dijadikan sebagai bahan-bahan utama penyusunan buku putih ini
sumber:
Materi Kuliah pada Mata Kuliah Kapita Selekta Perikanan - Departement Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan - Institut Pertanian Bogor
Oktober, 2012
sumber:
Materi Kuliah pada Mata Kuliah Kapita Selekta Perikanan - Departement Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan - Institut Pertanian Bogor
Oktober, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar