Anak kecil yang bernasib malang
Pada suatu hari seorang anak kecil tinggal bersama ayahnya ,mempunyai rumah yang tidak layak huni terbuat dari anyaman bambu yang di buat sendiri oleh ayahnya.sang anak kecil mempunyai keinginan dan mengatakan kepada ayahnya pada saat mereka duduk bersama di depan rumahnya.
“wahai ayah,apakah engkau bisa mewujudkan keinginanku” Tanya sang anak kepada ayahnya
Sang ayah menjawab ”anakku apa yang engkau inginkan”
“aku ingin sebuah topi agar setiap pulang sekolah aku tidak kepanasan” anak laki-laki yang duduk di SMP kelas 2 ini mengutarakan keinginannya.
“sesungguhnya tidak ada seorang ayah yang tidak memperdulikan anaknya,ketahuilah anakku aku tidak akan meninggalkan keinginanmu” jawab sang ayah yang penuh lemah lembut dan penuh kasih sayang.
Sang ayah berusaha mewujudkan keinginan anak yang di cintainya.sang ayah bekerja keras dengan penuh semangat,bercucuran keringat yang keluar dari tubuhnya tak membendung ambisinya untuk sang anak.Sang ayah pulang dan menemui anaknya yang sedang menunggu di depan rumahnya.
“wahai anakku apakah engkau masih mengiginkan topi itu “ Tanya sang ayah kepada anaknya .
“tanpa harus aku jawab engkau pasti tau jawabannya,wahai ayah” jawab sang anak yang penuh keinginan tinggi.
Namun sang ayah tidak bisa mewujudkannya dan memberi tahu secara pelan-pelan kepada anaknya.
“maafkanlah ayahmu wahai anakku,karena aku tidak bisa mewujudkan keinginanmu”
Sang anak diam dan tidak menjawab.sang.Ayah mencoba meminta maaf kepada anaknya sekali lagi.
“wahai anakku apakah engkau memaafkan ayahmu ini” Sang anak hanya terdiam
, setelah beberapa menit anaknya menjawab.
“sesungguhnya engkau tidak pantas meminta maaf kepadaku,akulah yang seharusnya meminta maaf kepadamu karena aku tidak bisa memahami keadaan engkau”
Yang ada di dalam pikiran sang ayah hanya keinginan anaknya,namun tak berhenti semangatnya.Sang ayah mempunyai rencana yang mungkin bisa mewujudkan keinginan anaknya.
“anakku ikutlah dengan ayahmu kepasar untuk menjual hasil kebun yang selama ini ayah urus,sebagai penebus maaf ayahmu ini” ajakan sang ayah kepada anaknya,
“Baiklah jika itu yang engkau mau,ketahuilah meskipun engkau tidak mempinyai salah kepadaku ,aku akan tetap ikut denganmu” Jawab sang anak.
Kemudian mereka berdua pergi ke pasar untuk menjual hasil kebunnya ,tak lama kemudian mereka bertemu seorang kakek yang sedang meminta-minta, kakek itu meminta bantuan kepada mereka.
“wahai hamba allah ,aku sangat membutuhkan pertolonganmu ,aku ingin makan dan minum karena beberapa hari ini aku belum makan,kiranya kalian bisa membantuku?”
Hasil kebun yang dijualpun di berikan kepada kakek itu meskipun sang ayah sangat membutuhkan hasil kebun yang di jualnya itu untuk mewujudkan keinginan anaknya.
“terimalah rizki dari tuhanmu,sesungguhnya Allah ingin menolongmu melalui aku”
Kakek itu mengucapkan terima kasih kepada sang ayah,dan mereka kembali pulang kerumahnya ,tetapi ketika di perjalanan sang anak bertanya kepada ayahnya.
“wahai ayah,kenapa engaku berikan rizkimu kepada kakek itu? Padahal engkau sangat membutuhkan hasil kebun yang engkau jual, itu”
“sungguh aku tdak akan membiarka orang yang kesusahan dan lebih membutuhkan dari pada aku” Jawab sang ayah
“lalu siapa kakek itu wahai ayah?” Tanya sang anak dengan penuh penasaran
“suatu saat nanti engkau pasti tahu ,wahai anakku” Jawab sang ayah
Sang ayah kembali berusaha mencari uang ntuk bisa mewujudkan keinginan anaknya ,kali ini sang ayah mencoba menjual hasil kebun tetangganya,sang ayah menjual dari rumah ke rumah,setelah hasil kebun yang di jualnya habis sang ayah pulang namun hasilnya belum mencukupi untuk membeli topi yang di inginkan anaknya ,sang ayah berkata dalam hatinya.
“apakah cukup dengan rizki yang kumiliki untuk membeli sebuah topi ,tapi setidaknya bisa buat makan untuk sekarang dan besok”
setibanya di rumah tiba-tiba sang ayah batuk dengan di sertai darah yang keluar dari mulutnya,sang anak melihat ayahnya batuk di sertai darah,sang anak bertanya .
“wahai ayah kenapa engkau batuk sambil mengeluarkan darah” Tanya sang anak dengan penuh rasa khawatir ,
“tak apa wahai anakku ini hanya batuk biasa” Jawab sang ayah
Rupanya sang ayah yang terlihat sangat kuat dan penuh semangat itu mempunyai penyakit yang sangat berbahaya yang bisa mengancam nyawanya.
Karena sang anak khawatir terhadap penyakit ayahnya maka ia pun berusaha membujuk ayahnya agar mau berobat kedokter.
“apakah engkau masih ingin mengurusku,wahai ayah” Tanya sang anak
“sungguh tidak ada niatku sedikitpun untuk tidak mengurusmu” Jawab sang ayah
Lalu di sambung oleh sang anak
“bagaimana engkau bisa mengurusku,jika saat ini saja engkau tidak mampu mengurus dirimu sendiri”
“jika engkau masih ingin mengurusku berobatlah kedokter ,jika engkau enggan untuk berobat ,maka biarkan aku untuk mengurusmu”
Semenjak sang ayah sakit sang anak menggantikan pekerjaan ayahnya mengurusi kebun yang dimilikinya.sampai-sampai sekolahnya jarang berangkat,karena jarang berangkat akhirnya guru sang anak kerumahnya untuk menanyakan keadaan dan meminta membayar sumbangan pendidikannya.Di depan rumahnya guru itu menanyakan kepada sang anak.
“kenapa engkau jarang terlihat di kelas”
“maafkanlah aku wahai guruku,sungguh aku tidak bermaksud untuk tidak mengikuti belajar,ayahku sakit jika aku berangkat belajar siapa yang akan mengurus ayahku” Jawab sang anak
“lihatlah dirimu sudah berapa bulan engkau tidak melunasi uang sumbangan” Tegur guru sang anak
“jangankan untuk membayar uang sumbangan ,untuk makan pun terkadang tidak ada “ Jawab sang anak
Karena guru itu merasa kasihan terhadap sang anak maka guru itu memberi keringanan untuk membayar uang sumbangan dan mengijinkan sang anak untuk tidak mengikuti pelajaran,namun dengan syarat nilai ujiannya harus bagus.
“tiada orang yang berani membuat susah jika keadaanmu sedang susah ,akupun demikian” kata guru sang anak
“tiada yang bisa membalas kebaikan engkau selain Allah SWT” Jawab sang anak
Sang anak masuk kedalam dan guru itu kembali kesekolah untuk melanjutkan kewajibannya sebagai seorang guru,Semakin lama semakin parah penyakit yang di derita ayahnya sang anak menanyakan keadaan ayahnya
“bagaimana keadaanmu,wahai ayah”
“keadaanku senantiasa dalam lindungan Allah SWT” Jawab sang ayah
Sang anak tidak ingin hanya menanyakan keadaan saja,akhirnya sang anak memutuskan untuk bekerja,dia mendapatkan pekerjaannya di sebuah warung yang hasilnya lumayan cukup untuk membeli obat untuk ayahnya ,setalah selesai bekerja sang anak pulang kerumah ,sang anak member tahu kalau dirinya sudah bekerja,tidak mendapat ujian malah di marahi oleh ayahnya.
“ayahku,mulai hari ini dan seterusnya aku bekerja”
“siapa yang mengajarimu ,engkau masih kecil,sesungguhnya aku tak pernah mengajari engku untuk bekerja,biarkan ayahmu saja yang bekerja” Kata sang ayah sambil memarahinya
“mulai besok dan seterusnya engkau jangan bekerja ,belajarlah mencari ilmu” Nasihat ayahnya untuk sang anak
“baiklah ,jika itu yang engkau mau insya Allah nasihatmu akan aku jalankan “
Setelah sang ayah memarahi sang anak kemudian dalam beberapa menit ayahnya kembali batuk disertai dengan darah .Semakin lama semakin sakit rasa yang di deritanya .
sang ayah mengatakan”anakku jadilah orang yang baik agar kelak engkau menjadi orang yang berguna bagi orang lain”
“aku akan menjadi orang yang seperti engkau katakana,wahai ayah” jawab anaknya
Tetapi sang anak masih penasaran terhadap kakek yang pernah bertemu di pasar beberapa waktu yang lalu
“wahai ayah, apakah erngkau masih ingat kakek yang pernah bertemu di pasar beberapa waktu lalu”
“ketahuilah,anakku dia adala orang yang yang di utus oleh Allah untuk menguji kesabaran dan keikhlasan kita” Jawab ayahnya
Ketika itu pula setelah menjawab pertanyaan anak yang di cintainya,sang ayah menghembuskan nafas terakhirnya,dan sejak saat itu sang anak selalu ingat kata-kata yang di berikan oleh ayahnya. Yaitu menjadi orang yang berguna bagi orang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar