1. Definisi dan klasifikasi
Bubu lipat merupakan alat tangkap yang bersifat pasif, dipasang menetap di tempat yang diperkirakan akan dilewati oleh rajungan. Supaya rajungan tersebut mau masuk maka di dalamnya diberi umpan yang diikat supaya tidak terbawa arus atau terjatuh dari bubu. Jenis penangkapan dengan menggunakan bubu lipat dapat dilakukan sebagai mata pencaharian sambilan atau sebagai mata pencaharian utama (Suseno, 2008). Bubu lipat termasuk dalam klasifikasi alat tangkap perangkap (DKP, 2008).
2. Konstruksi Alat Tangkap
Bubu dibuat dari kerangka besi (kawat seng) tahan karat, kerangka tersebut
ditutup / disulam dengan jaring PE, benang D6 disulam sehingga jarak antar jaring maupun dengan kerangka besi rapat dan kuat, mulut jaring bubu ada 2 terletak disisi kiri dan kanan. Bentuknya mengkerucut ke dalam dan berfungsi sebagai jalan masuk rajungan, kepiting totol ataupun kerang (keong) dan lobster. Rangka bubu dibuat tidak permanen dan dapat mudah untuk dibuka dan ditutup, sehingga memudahkan nelayan memasang umpan pada pengait umpan dan menebarnya ke laut yang merupakan alat tangkap yang ramah lingkungan (Suseno, 2008). Gambar bubu lipat bisa dilihat di lampiran.3. Kelengkapan dalam unit penangkapan
3.1 Kapal
Pengoperasian bubu lipat biasanya tidak mempergunakan kapal, tetapi nelayan memasang bubu lipat dengan cara turun langsung ke perairan (Suseno, 2008).
3.2 Nelayan
Nelayan bubu lipat pada umumnya adalah orang-orang yang tinggal dekat dengan hutan bakau di mana mereka melakukan aktifitas di daratan sebagai petani, peternak atau sebagai buruh, sedangkan pengoperasian bubu lipatg hanya merupakan pekerjaan sambilan (Suseno, 2008).
3.4 Umpan
Umpan yang dipakai pada saat pegoperasian bubu lipat tidak menentu, biasanya memakai ikan apa saja yang tersedia saat bubu akan dioperasikan (Suseno, 2008).
4. Metode pengoperasian alat
Metode pengoperasian bubu lipat yaitu pengait pintu bubu dibuka, disana terdapat besi tempat umpan, pasang ikan (yang berbau menyengat) tusukkan pada besi umpan sebanyak 2 sampai 4 ikan dan pintu ditutup, selanjutnya masukkan bubu ke laut (Suseno, 2008).
5. Daerah pengoperasian bubu lipat
Daerah penangkapan yang umum dijadikan tempat untuk meletakan bubu lipat adalah di sekitar akar-akar pohon mangrove atau di tempat yang diperkirakan akan dilalui kepiting. Kedalaman perairan antara 40 - 50 cm pada waktu surut (Suseno, 2008).
6. Hasil tangkapan bubu lipat
Bubu lipat umumnya digunakan untuk menangkap rajungan, tapi dalam perkembangannya bubu lipat juga digunakan untuk menangkap keong (Vivipara javanica) dan menangkap lobster (Suseno, 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar